Rabu, 03 Januari 2018

Optimalisasi budaya literasi: upaya membangun peradaban negeri


Bahasa pada umumnya dipandang penting, tidak saja di karenakan bahasa membedakan umat manusia dari semua binatang di muka bumi, dikarenakan baik secara langsung maupun tidak, bahasa menjadikan "organisasi masyarakat yang beradab" (Muter, 1990 dalam Ma'mur, 2010:3). Dengan demikian, bahasa mencerminkan tingkat kemajuan suatu peradaban. Dalam konteks kebangsaan, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu negara tercermin dari giat atau tidak giatnya budaya literasi (keberaksaraan) dibangun.

Masa depan Indonesia ber­ke­­­majuan sangat potensial men­­jadi peradaban agung dan men­dunia jika teologi kasih dan spi­rit Al-Maíun Mu­ham­am­d­i­yah dipahami dan diaktualisasi se­cara transformatif-kultural, da­ri pemahaman formalistis-nor­matif menuju pemahaman kritis-transformatif  dan kon­tekstual. Dengan begitu Islam ber­kemajuan secara teologis meng­hendaki integrasi dua mo­del kritik sekaligus, yaitu kritik teks dan kritik konteks (realitas so­sial), dengan senantiasa me­res­pons perkembangan ipteks (il­mu pengetahuan, teknologi, dan seni) dan relevansi sosial ke­umatan. Pada saat yang sama, umat Islam harus mampu me­nam­pilkan diri sebagai u­m­mat­an wasathan (umat tengahan, Is­lam moderat dan toleran), ti­dak ekstrem kanan apalagi eks­trem kiri, tidak anarkistis dan ti­dak pula teroristis, toleran te­ta­pi tetap tegas dan teguh pendirian. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/35104

3 komentar:

Open Library Telkom University

Perpustakaan Telkom University yang bertempat di lantai 5 Gedung Manterawu ini merupakan salah satu sarana pendukung dan penunjang dal...